Langsung ke konten utama

Hidup Lebih Berkah Berkat Asuransi Syariah, Ini Alasannya


Ditulis untuk klien Futuready.com


Riri Anggraheni

Journalist, Writer


Mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam. Tapi perusahaan yang dijalankan dengan prinsip Islami baru makin berkembang belakangan ini. Salah satunya asuransi syariah. Seperti asuransi pada umumnya, asuransi ini juga memberi perlindungan seperti asuransi jiwa, kesehatan, hingga kerugian. Namun ada beberapa prinsip dasar yang membedakan dengan asuransi konvensional. Apa saja?

  • Beda cara pengelolaan preminya

Asuransi konvensional menggunakan prinsip transfer risiko. Artinya premi diberikan peserta pada perusahaan. Jika ada klaim, kumpulan dana premi akan dibayarkan sebagai uang pertanggungan. Jika tidak ada klaim, uang jadi milik perusahaan. Sementara asuransi syariah menggunakan prinsip berbagi risiko. Artinya premi menjadi dana yang dikumpulkan bersama-sama untuk membayar uang pertanggungan dengan prinsip tolong-menolong. Sehingga, jika ada dana yang tidak terpakai, akan dikembalikan kepada peserta.

  • Beda penempatan dananya

Semua dana yang dikelola asuransi syariah harus mengikuti aturan dari Dewan Asuransi Syariah Indonesia. Salah satu yang utama adalah dana yang dikelola tidak boleh digunakan untuk berinvestasi di bidang yang mengandung bunga (riba) dan judi (gharar dan maysir). Sedangkan asuransi konvensional cenderung lebih bebas dalam pengelolaan semua dananya, karena dana tersebut sudah dimiliki oleh perusahaan.

  • Beda sumber pembayaran klaimnya

Asuransi konvensional membayar klaim dari rekening perusahaan. Asuransi syariah membayar klaim dari dana bersama peserta asuransi karena prinsipnya peserta saling tolong-menolong.
Berdasarkan perbedaan dasar tersebut, dalam konsep asuransi syariah ada beberapa istilah yang perlu Anda pahami, yaitu:
  1. Adanya dana yang dikelola dengan akad tabarruTabarru merupakan dana kumpulan peserta yang diberikan kepada perusahaan asuransi. Tujuan dana tabarru adalah mengumpulkan dana dari sesama peserta untuk saling membantu bila ada pihak yang terkena musibah. Karena itu perusahaan tidak memiliki dana tersebut, melainkan hanya menjadi pengelolanya saja.
  2. Adanya dana yang dikelola dengan akad tijarah. Ini merupakan bentuk akad yang digunakan untuk tujuan komersial atau mencari keuntungan. Melalui akad inilah, dana akan dikelola dengan sistem bagi hasil. Dana dari akad inilah yang akan dibagikan kepada peserta kembali.
  3. Adanya ujrah. Karena perusahaan asuransi tidak berhak memiliki dana premi dari peserta, sebagai gantinya perusahaan akan mendapatkan ujrah. Ini adalah fee atau biaya yang disepakati peserta untuk diberikan pada perusahaan guna membayar jasa pengelolaan dana premi peserta.
Dengan ketentuan tersebut, maka ada beberapa manfaat yang bisa didapat peserta asuransi syariah, yaitu:
  • Apabila peserta mengundurkan diri sebelum masa asuransi berakhir, maka sebagian dana premi dikembalikan.
  • Ada atau tidak ada klaim sampai akhir kontrak, sebagian dana premi akan dikembalikan sesuai dengan nilai bagi hasil keuntungan yang didapat perusahaan.
  • Adanya rasa nyaman karena dana peserta dikelola dengan prinsip syariah yang pasti halal.
Dengan prinsip saling berbagi risiko antarpeserta inilah asuransi syariah menjadi lebih berkah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Concert Review : Duo Marco Vezzoso and Alessandro Collina

Menikmati musik Jazz di malam hari bagi saya tak sekedar hiburan atau relaksasi tapi juga memahami seni dan keindahannya. 26 Agustus 2017 lalu, saya menghadiri undangan konser di daerah Menteng, Jakarta. Konser ini mendatangkan musisi asal Italia yaitu Duo Marco Vezzoso dan Alessandro Collina. Mini konser beraliran musik Jazz ini dimulai dengan persembahan lagu Indonesia Raya yang dibawakan langsung oleh Marco Vezzoso (trumpeter) dan dilanjutkan dengan serangkaian musik lainnya karya duo musisi asal Itali tersebut. Alessandro Collina yang merupakan pianis  mengaku baru pertama kali datang ke Jakarta. Bahkan ia memberikan tanggapan mengenai konsernya di Indonesia. "Saya baru pertama kali datang ke Indonesia, menurut saya orang-orang Indonesia sudah siap untuk mendengarkan musik European Jazz meski dalam hal ini saya tidak tahu apakah orang-orang Indonesia akan menyukainya, akan tetapi dengan musik ini ternyata menghubungkan antar negara yang berbeda dan ini me...

Kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia Menyongsong Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015

Image : kompasiana Dalam rangka menjaga stabilitas politik dan keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya saing kawasan secara keseluruhan di pasar dunia, dan mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan serta meningkatkan standar hidup penduduk Negara Anggota ASEAN, seluruh Negara Anggota ASEAN sepakat untuk segera mewujudkan integrasi ekonomi yang lebih nyata dan meaningful yaitu ASEAN Economy Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Keterlibatan masing-masing negara dalam kerjasama, baik multilateral maupun regional, memiliki kepentingan sendiri-sendiri, begitu pula Indonesia memiliki kepentingan sendiri dengan kerjasama ASEAN. Kesediaan Indonesia bersama-sama dengan sembilan Negara ASEAN lainnya membentuk ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015 didasarkan pada keyakinan atas manfaatnya yang secara konseptual akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kawasan ASEAN. Tantangan yang dihadapi oleh Indonesia Tantangan yang dihadapi oleh I...

#RSProject Bantu Peduli ODGJ Panti Fajar Berseri

Membaca judul dari campaign ini mungkin Anda bertanya-tanya apa sih #RSproject ini? Projectnya Rumah Sakit? Hehe sama sekali bukan😁 Jadi, #RSproject ini merupakan singkatan Riri and Sandy project . Kami berinisiatif membuat project campaign ini di latarbelakangi oleh rasa kepedulian kami terhadap orang-orang yang memiliki masalah mental illness . Apalagi d i masa pandemi ini, salah satu kelompok yang paling terdampak akibat krisis Covid-19 adalah keluarga yang memiliki orang dengan gangguan jiwa. Mereka disebut dengan kelompok rentan. Kelompok rentan sering juga disebut sebagai kelompok marginal yang umumnya berkaitan dengan keadaan sosial ekonomi yang dialami. Kelompok ini seringkali mengalami apa yang disebut dengan pengecualian untuk mendapatkan program pemerintah.  Stigma dan diskriminasi menjadi pagar pembatas Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dengan masyarakat, yang menyebabkan mereka berada dalam kesulitan ekonomi.  Di luar alasan ini, kami berdua juga memiliki al...