"Kak, aku mau sama kakak..."
"Kak, ajarin dong..."
"Kak, kita harus gimana Kak?"
"Kak, ayo latihan..."
"Kak, bikin yel-yel yuk..."
"Saya mau jadi dokter, Kak..."
"Saya suka baca buku princess Kak, yg ini cantik ya..."
"Kak, mau lihat foto kk dong..."
dll.
Awalnya niat buat ngajarin mereka, belajar bersama, dan memang passion di bdg pendidikan tapi nyatanya mereka adlh obat buat saya. Obat krn mereka mengubah persepsi dan pemikiran. Menjadi motivasi. Berharap masa depan mereka bisa jd pemimpin dan meraih mimpi, tdk hanya menjalankan hidup sesuai garis takdir, atau menjalankan hidup sesuai alur "biasa". Semoga.
TUW. Jakarta, 26 Feb 2017.
Begitulah tulis saya di notebook saat itu. Sudah lama saya suka dengan kegiatan sosial dan kemanusiaan. Sehingga memutuskan menjadi volunteer atau relawan di sela kesibukan masa kuliah hingga masa kerja tak menjadi persoalan. Saya tetap menikmatinya.
Awal tahun ini saya kembali menjelajahi Indorelawan dan menemukan satu lagi organisasi sosial yang menarik. Mereka mewadahi organisasi ini sebagai lembaga pendidikan kecil sukarelawan. Fokusnya pada anak-anak pinggiran rel di daerah Jakarta Selatan. Namanya The Umbrella Wisdom. Bulan Februari ini merupakan pertama kalinya saya bergabung dengan mereka dan ikut serta mengajar. Materi ajarnya beragam, mulai dari Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Kesenian hingga games.
Awalnya para pengajar janjian di Alfamart dekat lokasi ajar, kemudian berangkat bersama-sama kesana. Ketika sampai disana saya cukup tertegun, karena anak-anaknya semangat dan periang sekali. Mereka berlarian menghampiri kami sembari berteriak "Kakakkkkk...kita udah nungguin daritadi tau..."
Bahkan dengan saya yang terbilang tutor baru ikut saat itu pun anak itu tak segan mendekati saya, bahkan menggandeng sambil berceloteh. Namun, ternyata mengajar mereka bukanlah perkara mudah. Agak sulit untuk ditertibkan dan mereka ini sering merengek manja.
Tapi salah satu tutor senior yang juga founder disini mampu menertibkan dengan tegas. Ya, dengan tegas. Baginya, misinya memang mendidik tapi mengajari dengan tegas itu penting bagi sikap dan karakter mereka.
Beginilah suasana mengajar disana :)
Selain materi ajar, kami pun bermain games. Tutor disini bertugas untuk memimpin jalannya games sekaligus mengajari mereka strategi atau mengatur mereka. Saya senang karena mereka begitu antusias "Kak Riri, kita musti gimana ya? Pakai strategi begini kali ya..."
Wah, mereka ini sebenarnya kreatif dan aktif kok. Hanya benar seperti yang teman saya katakan, mereka butuh pembentukan karakter yang benar dan minat baca yang lebih.
Games yang diinisiasikan oleh tutor senior ini juga menarik. Karena tak sekedar games yang melatih motorik atau intelegensi tapi juga jiwa sosial. Mereka diajari untuk melihat sisi bahwa orang lain dengan kebutuhan khusus sama seperti mereka, tak perlu dikasihani, hanya butuh kasih dan pertemanan yang tulus dari mereka.
Organisasi ini rupanya memfasilitasi buku, alat tulis dan alat ajar yang disimpan dalam gudang.
Beberapa anak mendekati saya dan ingin lebih dekat seperti kakak-adik, bahkan meminta untuk berfoto bersama, melihat foto saya dan menggali informasi tentang saya. Hahahaha mungkin ada bakat analis, jurnalis, atau pengamat.
Sepulang mengajar, kami kembali melewati rel kereta lagi. Terlihat sekali jurang sosial di daerah sini. Di seberang terdapat gedung-gedung pencakar langit sementara disini justru kawasan kumuh terlihat. Ah, semoga saja kami bisa memberi kontribusi. Setidaknya membantu mengajari mereka juga menjadi andil, bukan? Yuk, jadi sukarelawan, kamu bisa pilih bidang sesuai minat juga kok.
Komentar
Posting Komentar