Image : careergirldaily
Dunia digital menuntut kita menjadi manusia paling up-to-date, yang tetap bisa bertanggung jawab, memiliki skill yang masyarakat butuhkan, dan juga komunikatif. Saat ini, dunia digital sudah bukan lagi hal yang asing bagi wanita Indonesia dan telah banyak wanita yang berkiprah dalam pengembangannya. Tak hanya sebagai pegawai, perempuan sudah banyak yang menempati posisi penting dalam perusahaan digital.
Ketika para wanita menceburkan diri di berbagai perusahaan start up digital, tentu banyak tantangan yang harus dihadapi. Namun seiring perkembangannya, masyarakat semakin akrab dengan dunia digital dan kepercayaan pun mulai meningkat. Perubahan ini tentu menjadi meningkatkan peluang bagi wanita untuk berkiprah di dunia entrepreneur digital. Namun, untuk dapat memaksimalkan peluang yang ada, perempuan harus membekali dirinya dengan hal-hal berikut ini.
1. Pendidikan dan Minat
Hal pertama yang menjadi sorotan adalah pilihan pendidikan dan minat. Anantya Van Bronckhorst, Co-founder Think.Web, berpendapat bahwa pilihan profesi biasanya ditentukan oleh pendidikan dan minat. Hingga saat ini, minat perempuan terhadap dunia komputer dan teknologi dinilai masih kurang. Penyebabnya bisa bermacam-macam.
- Banyak perempuan merasa bisnis digital itu sesuatu yang rumit dan sulit untuk dimulai sehingga mereka merasa takut untuk memulai.
- Perbedaan prioritas dalam manajemen waktu antara pria dan wanita.
- Masih kurangnya role model atau orang yang dijadikan panutan perempuan untuk menjalankan bisnis digital.
- Masih banyak wanita yang melihat hal ini dalam kaitannya dengan kultur, bahwa perempuan identik kodratnya menjadi ibu rumah tangga, mengurus rumah, dan anak sehingga cenderung tidak terlalu ambisius mengejar karir.
Untuk itulah, membuka wawasan perempuan terhadap peluang-peluang di bidang digital bisa menjadi salah satu langkah awal.
2. Keberanian Mengambil Risiko
Saat ini telah banyak tersedia platform mulai dari media sosial hingga marketplace yang menyediakan kesempatan bagi perempuan untuk berbisnis. Meskipun begitu, bisnis-bisnis berskala besar masih dikuasai laki-laki. Banyak yang berpendapat bahwa perempuan biasanya lebih berhati-hati dan memiliki banyak pertimbangan. Sedangkan, agar bisnis bisa scale up dibutuhkan biaya yang tidak sedikit dan risiko yang cukup besar. Untuk mengatasi hal ini diperlukan mentoring, berkonsultasi dengan mentor atau mereka yang sudah memiliki bisnis. Hal ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan membantu proses pengambilan keputusan, terutama yang terkait dengan proses scale up bisnis.
3. Investasi dan Koneksi
Yang keempat adalah investasi dan koneksi. Beberapa tahun belakangan, semakin banyak Venture Capital dan juga angel investor yang membuka diri untuk membantu pengusaha wanita atau bahkan mengkhususkan diri untuk pengusaha perempuan. Seperti halnya seputar peminjaman modal, kuncinya adalah koneksi.
Untuk kolom Serempak.ID Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Penulis : Riri Anggraheni Eka Rimandasari
Riri Anggraheni memulai karirnya sebagai jurnalis televisi dan koran nasional. Riri juga aktif menulis (content writing) untuk berbagai klien nasional maupun internasional. Menjadi jurnalis dan writer memberikan kesempatan baginya untuk mengembangkan passion dan bakat di bidang writing. Selain itu, Riri juga aktif di berbagai kegiatan Non Government Organization (NGO) dan kerelawanan.
Komentar
Posting Komentar