Tak Seseram Kedengarannya Kok!
Sudah nonton film Pengabdi Setan? Bahkan di Social Media, tokoh dari film ini begitu ramai dibicarakan. Pengabdi Setan hakikatnya merupakan kisah kemenangan iman atas keingkaran. Tentang sebuah keluarga yang begitu gampangnya disusupi kekuatan hitam, diganggu, dan pada akhirnya dicelakai lantaran mereka memilih untuk berlindung kepada yang salah. Versi re-makenya ini masih mengeksplorasi aspek yang sama. Namun, kali ini digarap menggunakan teknik bercerita yang relevan dengan mainstream appeal zaman sekarang. Narasinya semakin diperluas, stake dan misterinya juga ditingkatkan. Lalu, bagaimana kisah keluarga dalam film Pengabdi Setan yang ramai diperbincangkan pecinta film? Keluarga dalam film ini dikisahkan dengan empat orang anak. Mereka ‘mengungsi’ ke rumah nenek karena rumah mereka digadai. Saat itu tahun 1980 dan karir nyanyi Ibu mereka sudah meredup. Ibu sudah tiga tahun sakit parah sebelum akhirnya meninggal dengan misterius. Pasca kematian Ibu, Bapak berangkat ke kota untuk mencari penghasilan. Meninggalkan Rini, Tony, Bondi, dan Ian di rumah Nenek. Namun apa yang seharusnya anak-anak menunggu Bapak pulang, berubah menjadi mengerikan. Tanpa ada yang nunggu, Ibu mereka yang tadi baru dikubur mendadak pulang. Menebar ketakutan di tengah Rini dan adik-adiknya. Salah satu dari mereka akan diajak ke alam baka, dan Rini harus figure out siapa, kenapa, dan apa yang sebenarnya terjadi yang berkaitan dengan masa lalu orangtua mereka. Atmosfer mencekam sedari awal sudah terestablish. Di babak awal, kita diperlihatkan kehidupan keluarga ini ketika Ibu masih hidup seadanya. Hanya bisa berbaring di tempat tidur. Ini adalah elemen yang tidak kita temukan di film orisinalnya. Kita tidak tahu seperti apa hubungan para tokoh dengan Ibu yang mayatnya sedang dikuburkan begitu film dimulai. Pengabdi Setan modern, memberi kita kesempatan untuk melihat seperti apa Ibu di mata masing-masing anaknya.
Eh, bener gak sih film ini serem bingo? Well, kalau berdasarkan pengamatan gue saat nonton film ini sih biasa aja justru malah banyak kesan komedinya. Saya bahkan mencoba menonton film ini sendirian karena rata-rata yang saya ajak sudah nonton duluan hiks*. Dan ketika saya nonton saya justru ketawa ngakak, sementara segerombol anak-anak perempuan yang duduk sebaris dengan saya justru tutupan jaket. Hehe. Mungkin karena saya sudah biasa nonton film horor juga ya.
Komentar
Posting Komentar