Langsung ke konten utama

Review Film Posesif, Coba Bandingkan Zaman SMA Kamu!?



Melihat judul film asal Indonesia satu ini, kebanyakan orang berpikir film ini bertema cinta yang mengisahkan pasangan posesif. Tidak salah, tapi di film ini kamu tak hanya mendapat suguhan drama cinta tapi juga konten mengenai mimpi dan keluarga. Dalam lingkungan yang terdekat, yaitu keluarga, perilaku negatif yang tak disadari ternyata menjadi boomerang (bukan boomerang instagram lho ya) yang menakutkan. Begitu pula dengan kisah Yudhis (Adipati Dolken) dan Lala (Putri Marino).

Well, sejujurnya saat teman dekat saya mengajak meet up dan nonton bioskop dadakan ini, saya tidak tertarik untuk memilih film ini. Karena saya bukanlah pecinta film romantis apalagi film remaja Indonesia (udah kelewat dibilang remaja saya mah), saya mungkin lebih prefer film thriller atau horror. Tapi, berhubung teman saya ini suka ngliat si Adipati Dolken itu, ya saya akhirnya setuju. Alhasil, nonton lah kami sambil ketawa-ketiwi nostalgia masa SMA.



Saat menyaksikan Film Posesif, jangan bayangkan cerita cinta remaja yang manis dan berwarna-warni seperti gulali. Bersiaplah dengan kemungkinan terburukyang ditawarkan film berdurasi 102 menit tersebut.

Film ini mengisahkan kisah cinta atlet loncat indah dengan seorang anak baru di sekolahnya. Perkenalan Lala dan Yudhis bermula saat keduanya tak sengaja bertemu di ruang guru. Lala sedang menyelesaikan soal ulangan susulannya, sedangkan Yudhis hendak mengambil sepatu yang disita karena berwarna putih. Seperti fase cinta monyet lazimnya anak SMA, hubungan Yudhis dan Lala berjalan indah. Perasaan jatuh cinta yang berbunga-bunga.



Lala bahkan memilih berbohong pada ayahnya saat dia pergi bersama Yudhis, tapi bilang habis belajar kelompok. Para sahabat Lala, yaitu Ega (Gritte Agatha) dan Rino (Chicco Kurniawan) juga mulai merasakan ada perubahan dalam diri Lala, karena Lala baru pertama kali pacaran.

Selain menampilkan Adipati Dolken dan Putri Marino, film Posesif juga turut didukung dua pelakon peraih Piala Citra yaitu Cut Mini (Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI 2016 untuk film Athirah) dan Yayu Unru (Pemeran Pembantu Pria Terbaik FFI 2014 untuk film Tabula Rasa). Akting Cut Mini disini sebagai ibunya Yudhis yang beroebgaruh pada pembentukan karakter Yudhis.



Intinya di film Posesif ini ada beberapa nilai yang bisa diambil, ya walaupun kembali lagi sih apa yang kamu tangkap setelah menonton film ini. Kalau saya merangkumnya sebagai berikut :
1. Seringkali cinta membutakan jalan hidup seseorang, dalam artian ketika seseorang mengalami jatuh cinta yang mendalam, ia sering mengabaikan fakta, mengabaikan logika, mengabaikan ucapan keluarga (yang notabene telah membesarkannya dengan cinta), mengabaikan mimpi dan masa depan
2. Mencintai lawan jenis boleh saja, tapi tak boleh lantas mengabaikan keluarga, apalagi dalam film ini, Ayah Lala meskipun sempat salah bersikap (tak adil, cuek pada Lala, membandingkan dengan atlet lainnya) namun sudah terbukti membesarkan Lala dengan kasih, jadi sebaiknya janganlah sampai terbutakan karena cinta lawan jenis apalagi sampai meninggalkan ayahnya yang sendirian
3. Prinsip, iman dan masa depan harus menjadi pegangan seseorang. Ketika seseorang (apalagi remaja yang emosinya masih perlu distabilkan) goyah dalam ketiga pegangan tersebut, ia bisa terjerumus hal buruk yang mempengaruhi hidupnya. Untuk membenahinya diperlukan dukungan orang terkasih salah satunya keluarga
4. Cinta itu penting, tapi cita-cita dan masa depan juga penting jadi jangan sampai diabaikan atau justru digoyahkan
5. Sahabat yang baik akan selalu support dalam keadaan apapun dan membela ketika sahabatnya dalam keadaan down atau disudutkan

Kira-kira seperti inilah ringkasan, nilai dan moral serta informasi lain dari film Posesif yang bisa saya review. Kalau kamu nonton film ini bakalan kangen SMA nggak? Atau malah membandingkan zaman berbunga-bunga saat kamu SMA? Anyway, have a great week ahead, guys!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Emansipation: Woman’s Employment, Traditional Image and Improve The World Governance

Image :  boivieapedia.pbworks Hello, Guys. I am Riri, a university student. I would like to talk to you about the areas of Women's life that are changing the most, namely those centering on Emancipation. Emancipation is any of various efforts to procuring political rights or equality, often for a specifically disenfranchised group, or more generally in discussion of such matters. Japan is a country in which gender roles have appeared to be clearly circumscribed and stable. Both Westerners and many Japanese men have a vivid mental image of Japanese women as dependent, deferential, devoted to their families, and anything but ambitious. Japan, perhaps more so then any other country, has undergone numerous, radical transformations during the past 150 years. Beginning with those born in the early 1800's, every generation of Japanese has experienced some sort of revolutionary redefinement of society. Japan has evolved from its semi-feudal roots to become a world power. The n...

9 Kuliner Asyik yang Cocok Kamu Nikmati Saat Kencan

Ditulis untuk klien Qraved Review Restaurant dan Menu Makanan Riri Anggraheni, 17 Oktober 2016 Image :  ftd.com Kencan! Ah, pasti bayangan indah nan romantis terlintas di benak. Ya, seperti apapun kencan yang kamu inginkan, tujuannya tetap sama, yaitu bersenang-senang tapi dengan sedikit bumbu romantis. Selama kamu mau mempertimbangkan apa yang disuka pasangan kamu dan bisa merencanakan kencan kalian dengan baik, kamu harusnya bisa melakukan kencan dengan sukses. Lalu, bagi kamu yang senang icip-icip makanan dan minuman saat kencan, tempat mana saja sih yang jadi rekomendasi? Coba intip 9  kuliner asyik berikut ini yang cocok kamu nikmati saat kencan! Dijamin anti mainstream dan bikin kencan kamu gak ngebosenin! 1.   Brown Fox Waffle & Coffee   Pasar Minggu Jika kamu ingin kencan kamu terasa “manis” dari awal hingga akhir, pastikan kamu dan pasangan punya cukup waktu berdua agar kalian punya tempat dan waktu untuk meningkatkan rasa saya...

#RSProject Bantu Peduli ODGJ Panti Fajar Berseri

Membaca judul dari campaign ini mungkin Anda bertanya-tanya apa sih #RSproject ini? Projectnya Rumah Sakit? Hehe sama sekali bukan😁 Jadi, #RSproject ini merupakan singkatan Riri and Sandy project . Kami berinisiatif membuat project campaign ini di latarbelakangi oleh rasa kepedulian kami terhadap orang-orang yang memiliki masalah mental illness . Apalagi d i masa pandemi ini, salah satu kelompok yang paling terdampak akibat krisis Covid-19 adalah keluarga yang memiliki orang dengan gangguan jiwa. Mereka disebut dengan kelompok rentan. Kelompok rentan sering juga disebut sebagai kelompok marginal yang umumnya berkaitan dengan keadaan sosial ekonomi yang dialami. Kelompok ini seringkali mengalami apa yang disebut dengan pengecualian untuk mendapatkan program pemerintah.  Stigma dan diskriminasi menjadi pagar pembatas Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dengan masyarakat, yang menyebabkan mereka berada dalam kesulitan ekonomi.  Di luar alasan ini, kami berdua juga memiliki al...